Sunday, May 10, 2009

Sociolinguis-chic: The Scope

Nah kalau kemarin kita ngutak-atik bagaimana sebuah form of address dan pronoun alias sapaan dan kata ganti bisa menggendong banyak makna yang tersirat, sekarang pertanyaannya: sebenarnya pada ngapain sih orang-orang kurang kerjaan yang kita sebut sociolinguists ini.
Misalnya orang-orang kayak Dell Hymes, William Labov, Joshua A. Fisman, atau Prof. Dr Soepomo Poedjosoedarmo atau yang biasa kita kenal sebagai Pak Pomo yang ngajar di S2 Kajian Bahasa Inggris USD.

Sebenarnya sih banyak yang bisa kita kerjakan dengan sociolinguis-chic, atau juga banyak manfaatnya kalau tahu dikit-dikit tentang sociolinguis-chic. Nyaleg kalau tahu socioling bakal terpilih, jualan lebih laris, belanja bisa lebih murah bahkan gratis. Singkatnya bisa pinter omong besar. Kenapa?

Karena menurut si Fishman (1997) nih sociolinguis-chic bermain-main dengan karakter variasi bahasa, fungsi bahasa, dan karakter penutur bahasa itu. Sedangkan kalau menurut si Janet Holmes (2001) sociolinguis-chic mengutak-atik hubungan antara bahasa dan masyarakat. Kenapa kita ngomongnya beda di konteks yang berbeda? Apa sih fungsi dan arti sosial bahasa? Nah dengan menguping orang ngomong kita paham hubungan sosial dalam sebuah masyarakat, dan bagaimana orang yang ngomong menunjukan identitas social mereka.

Penting gak sih?
Ternyata penting banget, masalah variasi bahasa misalnya, bukan sekedar masalah belanja dapat murah tapi masalah hidup dan mati. Bukan hanya masalah kalau ngomong Jawa kromo inggil bisa beli batik murah di pasar Beringharjo Jogja atau kalau bisa bilang lak ban go bisa dapat diskon di toko besi.

Aksen adalah masalah hidup atau mati.
Accent, a variety of speech differing phonetically from other varieties atau aksen atau
perbedaan ucapan (Matthews, 1997) bisa menjadi masalah yang serius. Cerita yang paling klasik adalah kata "Shibboleth" dalam Injil dalam kitab Hakim-hakim bab 12 ayat 6.

"...an incident recorded in the Bible as occuring over 3000 years ago. In a bloody incident involving two groups of Jews, the Gileadites and the Ephraimites, the victorious Gileadites impose a linguistic test on their opponents. Those who could not pronounce the 'sh' of "shibboleth" (meaning a river) but adopted the Ephraimite 's' were to be killed. For this reason, 42,000 men of Ephraim perished (Judges 12:6)" (Hodge and Kress, 1997).
Jadi yang aksennya beda, 's' bukan 'sy' dibunuh. Mungkin bagi yang percaya Injil sebagai catatan sejarah yang valid akan bilang setuju. Tapi bagi yang gak percaya akan menganggapnya sebagai dongeng saja. Tetapi ini kisah yang lebih baru, dari tahun 1999 dan 2001 ketika ada konflik antara Etnis Dayak dan Madura.

“Jayadi tak tahu pasti mengapa bisa lolos. Ia menduga, rombongan lelaki itu dari suku Dayak Iban, yang dikenal punya penciuman tajam. Seperti dilaporkan wartawan Gatra Suhartono, Dayak Iban inilah yang keluar-masuk kampung melakukan pemeriksaan lewat aroma. Kalau ada yang dianggap orang Madura, mereka berteriak, ''Di sini ada sapi....''

Yang tak punya kemampuan seperti itu melakukan seleksi secara konvensional, lewat bahasa. Warga pendatang disuruh menghitung satu sampai sepuluh, lalu diminta melafalkan kata ''kuning''. Bila sepuluh diucapkan sepoloh, dan koning untuk warna kuning, nyawa bisa putus.” (Indra, Fitriyah, Tantan, 2001)

Ini salah satu konflik sosial yang mengandung unsur kebahasaan. Variasi bahasa, perbedaan aksen [u] dan [o] bisa menjadi fatal. Contoh lain yang melibatkan sociolinguist adalah kasus penghinaan pejabat di media massa.

“Yayah B.K. Lumintaintang, 60 tahun, saksi ahli yang dihadirkan dalam sidang lanjutan perkara penghinaan terhadap Presiden Megawati, menilai judul-judul dan isi berita yang dimuat di harian Rakyat Merdeka tidak menghina presiden.” (Arvian, 2003)


Lumintaintang adalah seorang sosiolinguist dari Universitas Indonesia. Jadi bermain-main dan mengutak-atik bahasa dalam konteks sosial penting gak sih. Pikir sendiri. (http://www.sociolinguis-chic.blogspot.com/)

Referensi:
Arvian, Yandhrie. 2003. Saksi Ahli Menilai Harian Rakyat Merdeka Tidak Menghina Presiden www.tempo.co.id/hg/nasional/2003/08/04/brk,20030804-41,id.html

Fishman, Joshua A. 1997. “The Socilogy of Language” in Sociolinguistics: a Reader and Coursebook . Coupland, Nikolas and Adam Jaworsky (eds.). New York: Palgrave.

Matthews, P.H. 1996. Oxford Concise Dictionary of Linguistics. Oxford: OUP

Tantan, Hidayat, Nurul Fitriyah, dan Sigit Indra. 2001. Kayau-mengayau Membelah Sampit.
www.gatra.com/versi_cetak.php?id=4589

2 comments:

  1. nice article....

    ReplyDelete
  2. Harrah's Casino Reno, NV - Mapyro
    Harrah's 제주도 출장안마 Reno is a Casino Hotel 울산광역 출장안마 located 3 miles from Reno International Airport. The 성남 출장샵 casino has a total of 삼척 출장샵 12 different games and has 제주도 출장마사지

    ReplyDelete